BNI Raih Cuan Rp10,7 Triliun, Laba Melonjak 3,8% di Tengah Badai Ekonomi

Pertumbuhan Kredit BNI Melonjak, Didukung Stabilitas Ekonomi dan Insentif BI

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, mengungkapkan bahwa akselerasi pertumbuhan kredit BNI tidak terlepas dari stabilitas perekonomian nasional dan insentif dari Bank Indonesia (BI). Insentif berupa pelonggaran giro wajib minimum (GWM) sejak 1 Juni 2024 telah memberikan tambahan likuiditas bagi perbankan, termasuk BNI, yang dapat dioptimalkan untuk penyaluran kredit.

Selain itu, insentif ini juga berdampak positif pada Cost of Fund (CoF) BNI, yang menunjukkan perbaikan pada kuartal II 2024. Hal ini memungkinkan BNI untuk memperbaiki struktur Dana Pihak Ketiga (DPK).

Ekspansi Kredit Fokus pada Debit Top Tier

Royke Tumilaar menyatakan bahwa ekspansi kredit BNI difokuskan pada debitur top tier di berbagai industri dan regional. Optimalisasi bisnis dari ekosistem debitur juga dilakukan untuk mendorong pertumbuhan kredit di segmen lain, seperti konsumen yang tumbuh hingga 15,1% YoY.

Wondr by BNI: Aplikasi Transaksi Digital Terbaru

Pada kuartal II 2024, BNI merilis aplikasi transaksi digital terbaru, wondr by BNI, yang dibangun menggunakan platform teknologi terkini. Aplikasi ini mendapat respons positif dari nasabah, dengan tingkat pengguna aktif bertransaksi yang naik hingga 200% dibandingkan BNI Mobile Banking sebelumnya.

Kinerja Positif dan Transformasi Berkelanjutan

BNI berupaya membangun pola kerja yang lebih agile, kolaboratif, dan cermat dalam mengelola risiko. Hal ini mendukung pertumbuhan bisnis di setiap segmen yang berjalan secara terukur.

Pencapaian laba BNI didukung oleh kinerja kredit yang tumbuh 11,7% YoY menjadi Rp727 triliun pada akhir Juni 2024. Penyaluran kredit BNI (bank only) selama semester I 2024 mencapai Rp171 triliun, meningkat 48% dibandingkan semester I-2023.

Transformasi persero